Kamis, 25 April 2013

Kisah Sebuah Posisi


Seharusnya malam ini gw belajar untuk ujian komprehensif untuk tanggal 6 Mei nanti.
Tapi berhubung otak gw sedang tidak bisa menerima beberapa hal tentang ilmiah, gw akan membagi sebuah kisah buat kalian.
Mungkin bukan hal yang berarti untuk kalian, tapi cukup bermakna buat gw.

---------------------

Sekitar malam sabtu minggu lalu, gw berkumpul dengan beberapa teman KKN gw disebuah tempat makan daerah Sanur.
6 perempuan dan 1 lelaki.
Kemudian dua orang teman perempuan gw ini pamit pulang, yang kemudian disusul oleh dua lainnya.
Sedangkan kami bertiga masih ingin menikmati udara pesisir yang dikemas dalam balutan cahaya lilin yang temaram dan bau langu dari sawah dibelakang restaurant.

Lalu datanglah seorang teman (yang gw lupa siapa namanya) dari teman lelaki gw, mereka satu jurusan tapi mendapat destinasi tempat KKN yang berbeda.
Dia bercerita tentang kisah KKN yang sudah umum. Cinta lokasi.

Awalnya dia mengira kalau hal itu hanya cinta sesaat saja. Sampai dia menyadari bahwa hari-harinya tidak pernah kembali sama.
Setiap hari dia memimpikan gadis itu. Seorang perempuan yang sudah memiliki kekasih.
Dia gak ingin merebut gadis itu, dia hanya ingin terus berada disisinya.

Ketika hati menyatu dengan logika.
Gadis itu mencurahkan segala isi hatinya ke teman baru gw ini, yang sumpah, gw bener-bener lupa siapa namanya. "Kita gak bisa kayak gini terus. Aku sayang sama pacarku, hubungan kita ini salah."

Kami sempat terdiam beberapa saat.
Lalu salah satu diantara kami bertanya, "Kenapa gak diperjuangin? Terus kamu bilang apa pas dia bilang kayak gitu?"

Dia hanya tersenyum, kemudian berkata,

"Kalo ada yang kedua, berarti udah gak sayang sama yang pertama. Sampai dia menyadari bahwa yang kedua itu hanya pelarian saja. Kejenuhan sesaat yang akan disesali pada akhirnya."

Kalimat tersebut cukup membuat gw terperangah. Bagaimana bisa seseorang yang sedang jatuh cinta begitu dalamnya dapat membuat pernyataan seperti itu?
Kok bisa logikanya jalan?

Mungkin dia sadar akan posisinya saat itu.
Mungkin dia sudah memperkirakan dan mengantisipasinya

Posisi.
Ya, semua orang harus mengetahui dan menyadari akan posisinya masing-masing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar