Minggu, 04 Desember 2016

Ya gitu deh


Kemarin dapet kerjaan di daerah Kelapa Gading, jadi admin. Keluar dari zona nyaman nih ceritanya? Uumm, semacam~
Kerjanya ngapain aja, Ran? Rekap data dkk yang berhubungan sama uang orang. Jadi ya, emang dasarnya paling bego masalah itung-itungan dan teknologi yang aneh-aneh, akhirnya sepanjang hari pertama kerja, gw nanyaaa mulu sama senior yang ngajarin gw, sampe orangnya ngelus-ngelus dada T.T

Pake rumus harus yang otomatis biar salahnya gak banyak, payout bukan yang itu tapi yang ini, formulanya salah harusnya begini. Dan akhirnya pulang gw minum viks formula 44. Ditanya kenapa kuliahnya lama, jawabnya susah, kak. Ekskavasi seminggu bikin laporannya bisa dua minggu sendirian pake kurang tidur, kak. Belum lagi satu-satunya narasumber terpercaya tiba-tiba meninggal, kak. Kalo mau wawancara narasumber yang valid, yang bersangkutan sudah tenang di dalam sarkofagus, kak.

Jadi teringat cerita temen waktu dia interview ditanya apa aja keahliannya. Dengan pintarnya dia menjawab, "saya bisa buat kotak 2x2 dengan sangat rapi di tanah." Entah apa yang ada dipikirannya yang jelas dia gak diterima di kantor tersebut. Tapi ya, diantara semua kegiatan arkeologi yang pernah gw jalanin, ekskavasi itu rasanya kayak mau mati. Nyenengin sih, tapi kayak mau mati.

"Kalian itu mau ekskavasi apa gali kuburan?"
"Memperlakukan tulang belulang itu juga ada etikanya, karena dulu mereka ini pernah hidup."
"Kalo ketemu yang aneh-aneh, turutin aja apa yang mereka bilang. Karena di sana rumah mereka, yang berarti aturan mereka. Gak suka kan kalo ada orang yang dateng ke rumah kamu tapi orang tersebut ngelanggar aturan yang kamu buat?"
"Percaya gak percaya, yang namanya kutukan itu ada. Kalo gak percaya ya cukup kalian imani."


Sudah malam, waktunya tidur.


Kamis, 07 Januari 2016

Awal Mula


Halo, lama gak perhatiin ini blog dan gw baru sadar kalo udah hampir setahun gak nulis apa-apa -..-

Banyak cerita yang bergulir di kehidupan gw. Dari mulai lulus kuliah, pindah kosan, nolak pekerjaan, kena embargo batin, balik kandang, sampe akhirnya jadi pengacara idaman. Bukan, bukan pengacara yang sesungguhnya.

So many stories that I wanna tell you, but I'm too sleepy to ngetik.

Selamat tidur dan sampai berjumpa kembali.

Rabu, 01 April 2015

Kepada dia yang kusayangi <3


Kamu rewel, aku gak marah.
Kamu nginjek-nginjek perut aku, aku gak marah.
Kamu gigit-gigitin rambut aku sampe rontok, aku gak marah.
Kamu gak ngabisin makanan, aku gak marah.
Makanan kamu lebih mahal dan lebih bergizi dari punyaku, aku gak marah.
Kamu mantatin muka aku, aku gak marah.
Kamu punya pacar lagi, aku gak marah.
Kamu punya anak yang persis sama kayak kamu, aku gak marah.
Kamu kecebur di selokan, aku gak marah.
Kamu cakar-cakarin sofa mama yang baru diganti lapisannya, aku gak marah.
Cuma tiga hal yang buat aku marah sama kamu.
Satu, kalau kamu nyolong.
Dua, kalau kamu berantem dengan sesamamu.
Tiga, kalau kamu buang air sembarangan.

Ttd,

Majikanmu

Kamis, 06 November 2014

Inspiration, come to momma


Belakangan ini gw kurang mendapatkan inspirasi. Penyebabnya adalah ketika  gw melaksanakan bimbingan skripsi dengan pembimbing dua gw. Begitu liat lipetan di tiap kertas dan analisis yang diprotes, TARAAAAAA. Berasa dosa gw dihitung satu-satu. "Kamu ngerti gak sih maksud dari analisis dan teori ini apa?! Gak ada yang nyambung analisis kamu di pembahasan!" Tiba-tiba gw muntah darah di ruang jurusan. Mengobati rasa sakit di dada gw, gw membalasnya dengan pergi ke perpustakaan fakultas dan jadilah 80% bab 6, penutup yang terhormat.


Masalah utamanya ada di bab 5, yaitu bab pembahasan.
"Saya ngerti bu tentang analisis dan teori ini. Cuma saya bingung aja gimana cara nuanginnya jadi kata-kata. Karena kemarin saya udah pusing, ya udah saya kumpulin aja." Gw protes dan sedikit curhat. Pembimbing gw cuma ngeliatin dengan mata yang seakan berbicara, "cape deh! bego lo!" -..-


Berhari-hari gw mencari-cari inspirasi dengan berbagai suasana, tapi gak nemu juga. Kata sepupu dan abang gw, mereka selalu berhasil merenung dan mendapatkan inspirasi di toilet pribadi. Kalo gw yang di toilet, bukannya dapet inspirasi, malah inspirasi yang udah ketampung jadi jatuh dan kesiram flush jamban. (((( jamban ))))


----------------------------------------------------------


"Makanya, banyakin baca!"
"Udah kok, bu."
"Buku apa? Bukunya Mundardjito?"
"Bukan, yang itu saya udah baca kok"
"Terus, buku apa?"
"Fifty shades of grey trilogy."
"....................."


Selasa, 28 Oktober 2014

Abstrak


Membuat abstrak untuk skripsi itu merupakan salah satu hal yang paling nyusahin menurut gw. Kenapa? Karena lo harus ngeringkas inti dari skripsi lo dalam maksimal 250 kata dari ratusan halaman yang lo ketik. Itu seperti ketika lo harus menulis pengalaman hidup lo selama 23 tahun dalam 5 kata. Gw heran kenapa temen-temen gw bisa ngebuatnya dengan mudah sedangkan gw butuh 4 harian untuk menemukan intisarinya. Akhirnya gw menemukan jawabannya, mur di kepala gw belum terpaku dengan kuat. -..-


Dikit lagi kelar ran dikit lagiiiiii.


5 tahunan


Gak kerasa udah hampir 5,5 tahun gw kuliah dan tinggal di Bali. Gw inget pas awal-awal pindah ke Bali, sama sekali gak kenal siapapun. Awalnya gw kira hanya gwlah satu-satunya mahasiswi jurusan arkeologi di angkatan 2009. Tapi ospek hari terakhir tingkat universitas membuktikan segalanya! Ternyata ada mahasiswi lain! Walaupun hanya berjumlah 5 orang dari 18, yang ujung-ujungnya menciut jadi 13. (._. ) ( '-') #TiangSingEngken


Jadi begini kawan-kawan, pada tahun tersebut angkot di Bali susah sekali untuk ditemukan. Walaupun ada, nunggunya lamaaaa sekali. Semacam nungguin jodoh gitu lah. Awal kuliah gw ngekost di Bukit Jimbaran karena mahasiswa tahun pertama dari fakultas sastra dan budaya emang disana tempatnya. Suatu hari, gw dan seorang teman diwajibkan untuk ke kampus di Denpasar. Karena saat itu gw dan temen gw belum punya motor, alhasil do'i pinjem motor bebek butut ibu kostnya, yang kalo udah jalan bunyinya, degedekgedek. Dan terjadilah percakapan, kira-kira seperti ini:
Temen, "Punya helm gak?"
Gw, "Nggak."
Temen, "Bisa bawa motor?"
Gw, "Kalo bebek, nggak. Kenapa?"
Temen, "Gw bisa bawa, tapi gak bisa ngebonceng. Dan gw juga gak punya helm."
Gw, "..............."
Temen, "................."


Akhirnya kita memutuskan untuk jalan pelan-pelan, dan mampir untuk beli helm. Masih seperapat perjalanan, tiba-tiba, gusrak! Nyungsep men. Sakit sih nggak karena jatohnya ke semak-semak, macamnya pasangan mesum gini. Tapi malunya itu bray, kondisi jalan lagi macet-macetnya dan semua mata tertuju kepada kami. Ngok.
Pas nyampe, makan, sholat, hahahihi seperlunya, pulang. Jam 9 malem. Belom bener-bener hafal jalanan Denpasar. Seperti anak hilang kami menembus pekatnya langit Bali saat itu. Pas udah nyampe kostan dengan selamat, rasanya kayak di surga mini. Tau kalo gw udah aman.


Sebulan kemudian sehabis selesai kelas, gw dan 3 orang temen lainnya (salah satunya yang gw ceritain di atas) berencana untuk ngabisin waktu di Pantai Dreamland. Jam 11 pagi tuh. Ngeeeeennngggggg pake Si Cantik,  motor mio baru gw :3. Dasar anak Jakarta, bahagianya gak ketulungan kalo liat pantai. Dua temen gw udah balik duluan pas tengah hari. Nah, gw sama temen gw yang pernah nyungsep bareng itu, baru balik sekitar jam 18.00 (saking bahagianya). Gw ulang, anak Jakarta yang jarang liat pantai.


Baru beberapa menit keluar dari pantai, tiba-tiba, gusrak! Sreeeettttt prak! Jatuh keseret 2 meter di trotoar. Jatuh lagi, kali ini kasusnya pake motor baru. T.T
Gw luka parah di hati, eh maaf, maksudnya di lutut kiri dan temen gw kakinya bengkak. Dua hari kemudian kami menyambangi tukang urut di kisaran kostan. Awalnya temen gw duluan yang diurut, keliatannya gak sakit karena dia cuma gitu-gitu aja ekspresinya. Tibalah giliran gw. Sret, tangan bapaknya ke bagian mata kaki kiri gw. Rasanya? Lo bayangin aja gimana rasanya diselingkuhin pacar ketika lagi cinta-cintanya. Gak sesakit itu sih. Tapi lumayan membuat tangan kanan gw mukul-mukul lengan orang tak dikenal duduk disebelah.

Sekarang yang bisa gw lihat cuma bekasnya saja yang berbentuk hati di lutut kiri gw. Pedih bener ngeliatnya.


Sabtu, 01 Februari 2014

Aku dan Kamu yang menjadi kita kemudian kembali menjadi aku dan kamu


Maaf untuk pertemuan pertama kita
Maaf untuk euforia sebuah acara
Maaf untuk kesalahpahaman yang pernah terjadi
Maaf kita telah dipertemukan kembali
Maaf rinduku begitu besar
Maaf untuk kata-kata manis yang jarang terucap
Maaf karena kamu begitu manis
Maaf cintaku terlalu dalam
Maaf untuk pemikiran tentang kamu yang begitu banyak
Maaf pada akhirnya kamu harus memilih
Maaf karena pengkhianatan darimu begitu perih
Maaf untuk setiap tarikan nafas yang tercekat
Maaf karena air mata yang tak lagi bisa dibendung
Maaf untuk segala sumpah serapah yang terucap
Maaf karena jarak yang berbatas lautan dan zona waktu
Maaf untuk ketidakhadiran yang selalu dipertanyakan
Maaf karena waktu yang menyembuhkan segalanya
Maaf jika aku jatuh cinta kembali
Maaf jika aku begitu manis padanya
Maaf karena jarak yang mempersatukan kami

Maaf, draft ini terlalu lama kusimpan.